Pengkajian Bayi Gumoh



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang

Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal merupakan periode yang paling kritis. Maka dari itu diperlukan pemantauan pada bayi baru lahir. Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
Dengan pemantauan neonatal dan bayi, kita dapat segera mengetahui masalah-masalah yang terjadi pada bayi sedini mungkin. Contoh masalah pada bayi yang sering yang temui yaitu muntah dan gumoh. Jika salah satu dari masalah tersebut tidak segera diatasi maka bisa menyebabkan masalah atau komplikasi lainnya. Namun, tak semua masalah tersebut harus mendapat penanganan khusus karena bisa membuat dampak negati pada pertumbuhan dan perkembangan bayi. Ada masalah yang seharusnya di biarkan saja karena masalah tersebut bisa menghilang dengan sendirinya.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dari tinjauan kasus di atas masalah yang di ambil adalah muntah gumoh pada bayi neonatus 26 hari karena orang tua bayi tersebut tidak mengerti cara mengatasi gumoh pada bayi neonatus yang sedang gumoh dan saat bayi menyusui susu di keluarkan kembali dan dari situ memberitahukan kepada orang tua tersebut bagaimana gumoh itu apa secara fisiologis atau patologis dan mengajarka kepada ibu cara mengatasi gumoh karena mungkin ibu salah dan kalau salah menyusui berarti harus mengajarkan kepada ibu cara menyusui yang baik dan setelah menyusui bayi harus disendawaka
Gumoh keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan melalui mulut  dan tanpa paksaan, beberapa saat setelah minum susu (Depkes RI, 2003).  Gumoh mengeluarkan cairan makanan atau minuman sesudah ia makan atau  minum susu (Kinbaby, 2008, Tips Kesehatan Bayi dan Balita.
Gumoh memuntahkan kembali ASI yang diminumnya dalam juumlah  sedikit sampai cukup banyak (Bonny Danuatmadja, 2008)  Gumoh terjadi seperti ilustrasi air yang mengalir kebawah, bisa sedikit (seperti  meludah) atau cukup banyyak. Bersifat pasif dan spontan. Sedangkan muntah lebih  cenderung dalam jumlah banyak dan dengan kekutanndan atau tanpa kontraksi lambung  (Erlina, 2008, Bayi gumoh atau muntah Gumoh adalah mudah keluarnya makanan atau susu yang ditelan melalui mulut  atau hidung setelah makan















BAB III

HASIL PENGAMATAN



ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI
BAYI NY.”D” UMUR 26 HARI DENGAN GUMOH
1. PENGKAJIAN    Tanggal : 27 April 2016,  Jam : 15.00 WIB, Oleh : Jeneti kasse
A. DATA SUBJEKTIF
1. BIODATA
a. Identitas Bayi
Nama                     : Bayi Ny. D
Tanggal lahir           : 2 April 2016
Jam                        : 02.20 WIB
Jenis kelamin         : Perempuan
Anak ke                 : I (Pertama)
b. Identitas Orang Tua
Ibu                                                       Ayah
Nama                    : Ny. D                                                Tn.S
Umur                    : 23 tahun                                            26 tahun
Agama                  : Islam                                                 Islam
Suku/Bangsa        : Jawa/Indonesia                                 Jawa/Indonesia
Pendidikan           : SMA                                                 SMA
Pekerjaan              : IRT                                                  Wiraswasta
Alamat                 : Jlan Diponegoro ungaran                                         
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan bayinya mengeluarkan kembali susu yang telah ditelan.
3. Kebiasaan Hamil
a. Pola Nutrisi
Makan                                                Minum
Frekuensi              : 3x/sehari                                                        7-8x/hari
Jenis                     : Nasi, sayur,lauk                                             air putih, susu
Porsi                     : 1 piring                                                          1 gelas
Keluhan                : tidak ada                                                       tidak ada

b. Pola Eliminasi
BAK                                                   BAB
Frekuensi              : 5x/hari                                                           1x/hari
Warna                   : Kuning jernih                                                Kuning
Bau                       : Khas Urine                                                    Khas feses
Konsistensi           : Cair                                                               Lembek
Keluhan                : Tidak ada                                                      Tidak ada
c. Personal Hygiene
Mandi                   : 2x/hari
Gosok gigi            : 2x/hari
Keramas               : 3x/seminggu
Ganti pakaian       : 2x/hari
Keluhan                : Tidak ada
6. Riwayat Kesehatan Ibu
·           Riwayat Kesehatan Ibu (Menular, Menahun, Menurun)
Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit menular (HIV, PMS, Hepatitis B), menahun ( Ginjal, Paru-paru, Jantung), dan menurun (DM, asma, hipertensi).
·         Riwayat Kesehatan Keluarga (Menular, Menahun, Menurun)
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah/sedang menderita penyakit menular (HIV, PMS, Hepatitis B), menahun ( Ginjal, Paru-paru, Jantung), dan menurun (DM, asma, hipertensi).
·         Riwayat Keturunan Kembar
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat keturunan kembar baik dari keluarga ibu maupun suami.

DATA OBJEKTI
1.      Pemeriksaan umum
Keadaan Umum          : Baik
Tanda-Tanda Vital      : S : 36,50C                  N : 140 x/menit           R : 40 x/menit
PB                               : 50 cm                                    BB : 3.200 gram



Pemeriksaan Fisik
a.       Kepala        : Mesocephal, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan, ubun-ubun datar, rambut hitam, tidak ada cephal hematom, tidak ada caput sucedaneum.
b.      Muka          :oval, bersih, tidak ada bekas luka.simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, penglihatan baik, tidak ada strabismus, tidak ada tanda infeksi.
c.       Hidung       :berlubang, tidak ada polip, tidak ada sekret.
d.      Mulut          :bibir bersih, lidah merah keputihan, kotor, terdapat lendir berwarna kuning, gusi tidak berdarah, tidak ada labiokisis, labiopalatokisis, tidak ada palatokisis.
e.       Telinga        :simetris, tidak ada serumen, tidak ada tanda infeksi, pendengaran baik.
f.       Leher          :tidak ada pembesaran kelenjar parotis, limfe, tiroid, dan vena jugularis.
g.      Dada           :simetris, puting datar, pernafasan teratur, gerakan aktif, tidak ada ronche.
h.      Abdomen   :datar, lembek pada saat diam,keras pada saat menangis,
i.        Ekstremitas atas     :simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap.
Ekstremitas bawah :simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap.
II. INTERPRETASI DATA
Diagnosa kebidanan
Seorang bayi Ny.”D” umur 26 hari dengan Gumoh.
Data Dasar
Data subyektif :
·         ibu mengatakan bayinya berjenis kelamin perempuan
·         ibu mengatakan bayinya lahir pada tanggal 2 april 2016
·         ibu mengatakan anaknya sering mengeluarkan kembali susu yang telah ditelannya.
Data obyektif :
Keadaan Umum          : Baik
Tanda-Tanda Vital      : S : 36,50C                  N : 140 x/menit           R : 40 x/menit
PB                               : 50 cm                                    BB : 3. 200 gram
III  IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada

IV. PERENCANAAN           Tanggal  : 27 April 2016              pukul   : 15.00 WIB
1.      Beritahu ibu hasil pemeriksaan.
2.      Beritahu ibu bahwa gumoh adalah hal biasa dan tidak perlu dikhawatirkan.
3.      Jelaskan kepada ibu penyebab terjadinya gumoh pada bayi.
4.      Jelaskan kepada ibu proses terjadinya gumoh pada bayi.
5.      Jelaskan kepada ibu cara mengatasi gumoh pada bayi.
6.      Dokumentasikan asuhan yang telah diberikan.
V.       PELAKSANAAN Tanggal           : 27 April 2016              pukul   :15.00 WIB
1.    Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum baik, suhu : 36,50C, Nadi : 140 x/ menit, Respirasi : 40x/menit, PB : 50 cm, BB : 3.200 gram dan bayinya mengalami gumoh.
2.    Memberitahukan kepada ibu bahwa gumoh adalah hal yang biasa( normal ) dan ibu tidak perlu merasa cemas dengan keadaan bayinya.
3.    Menjelaskan kepada ibu penyebab terjadinya gumoh pada bayi yaitu ASI yang diberikan jumlahnya terlalu banyak,  posisi menyusui ibu salah, fungsi pencernaan bayi belum sempurna, dan saat minum  ASI udara ikut tertelan.
4.    Menjelaskan kepada ibu proses terjadinya gumoh pada bayi  yaitu  gumoh sering terjadi  pada bayi  setelah diberikan ASI yang disebabkan karena posisi saat menyusui salah. Hal ini menyebabkan cairan yang masuk ke tubuh bayi akan mencari posisi yang paling rendah dan bila ada makanan yang masuk ke esofagus atau saluran sebelum ke lambung, maka ada refleks yang bisa menyebabkan bayi gumoh. Lambung yang penuh juga bisa membuat bayi gumoh. Ini terjadi karena makanan yang terdahulu belum sampai ke usus, sudah diisi makanan lagi akibatnya bayi akan mengalami gumoh karena lambung bayi mempunyai kapasitasnya sendiri.
5.    Menjelaskan kepada ibu cara mengatasi gumoh yaitu dengan memperbaiki teknik menyusui meliputi posisi bayi saat disusui sebaiknya kepala berada lebih tinggi dan posisi bayi tidak terlentang, Beri bayi ASI sedikit-sedikit tetapi sering (minimal 2 jam sekali), jangan langsung banyak atau on demand, jangan biarkan bayi menghisap puting saja, tetapi areola (bagian kecoklatan di sekitar puting ) juga harus masuk atau menempel ke mulut bayi. Hal ini dapat mengurangi udara yang masuk selama bayi menghisap ASI, kemudian tepuk- tepuk punggung bayi sampai sendawa sesaat setelah di beri minum. Jangan langsung membaringkan anak anda di tempat tidur.
6.    Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang jika gumoh belum dapat teratasi.
7.    Mendokumentasikan asuhan yang telah dilakukan.
VI.              EVALUASI               Tanggal           : 26 April 2016              Pukul   : 15.00 WIB
1.      Ibu telah mengetahui keadaan bayinya.
2.      Ibu merasa tenang karena telah mengetahui bahwa gumoh yang dialami oleh bayinya adalah hal yang normal.
3.      Ibu telah mengetahui penyebab terjadinya gumoh pada bayi.
4.       Ibu telah mengerti mengenai proses terjadinya gumoh pada bayi.
5.       Ibu mengetahui dan mengerti cara mengatasi gumoh  yang terjadi pada bayi.
6.      Asuhan telah didokumentasikan.






















BAB IV
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Gumoh
Gumoh berbeda dengan muntah. Keduanya merupakan hal biasa (normal) dan tidak menandakan suatu hal yang serius. Hanya sebagian kecil kasus muntah bayi (muntah patologis) yang menjadi indikasi gangguan serius.
Gumoh terjadi jika sebagian isi lambung keluar mulut secara pasif dan tidak disertai kontraksi otot perut. Biasanya karena kebanyakan makan atau kegagalan bayi mengeluarkan udara yang tertelan. Gumoh biasanya terjadi sesaat setelah bayi makan, dimulai pada pekan-pekan pertama kehidupannya. Gumoh terjadi seperti ilustrasi air yang mengalir kebawah, bisa sedikit (seperti meludah) atau cukup banyak.
Sekitar 70% bayi berumur dibawah 4 bulan mengalami gumoh minimal 1 kali setiap harinya, kejadian tersebut menurun sesuai dengan bertambahnya usia hingga 8-10 % pada umur 9-12 bulan dan 5% pada umur 18 bulan. Meskipun normal, gumoh yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang akan mengganggu pertumbuhan bayi. Regurgitasi adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan melalui mulut dan tanpa paksaan, beberapa saat setelah minum susu (Depkes R.I, 1999).
Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan ketika beberapa saat setelah minum susu botol/ menyusui dan dalam jumlah sedikit. (Depkes R.I, 1994). Regurgitasi merupakan keadaan normal yang sering terjadi pada bayi dengan usia dibawah 6 bulan. Seiring dengan bertambahnya usia, yaitu sampai usia diatas 6 bulan, maka regurgitas semakin jarang dialami oleh anak.
B.     Etiologi
a.         Posisi saat menyusui yang tidak tepat
b.        Anak sudah kenyang tetapi tetap diberi minum karena orang tuanya khawatir anaknya kekurangan makan
c.         Posisi botol
d.        Terburu-buru/tergesa-gesa dan lain-lain
Bayi Gumoh (Jawa) biasanya hanya untuk membersihkan sisa susu dari mulutnya
Gumoh menjadi abnormal bila jumlahnya banyak dan pertambahan berat badan tidak
mencukupi.
Penyebab muntah dan Gumoh menurut pendapat lain:
1.         Gangguan mengeluarkan udara, karena udara berada dibawah susu berada dalam perut. Ketika perut bayi berkontraksi, udara keluar dari dalam perut dan membawa susu masuk kembali kekerongkongan. Bisa juga karena bayi baru belajar menyusui, ia menghisap terlalu keras banyak atau terlalu cepat. Bayi yang dipeluk terlalu keras setelah makan juga terpaicu untuk muntah.
2.         Alergi terhadap susu formula atau alergen daam makanan yang dimakan ibu dapat berpengaruh pada bayi. Tanda-tanda adanya kepekaan terhadap makanan sebagai penyebab kerewelan, sakit perut, serta tingkah laku gelisah, adalah pola yang disebut dengan kolik 24 jam, yaitu rasa sakit yang terjadi maksimum 24 jam setelah ibu mengkonsumsi agi makanan yang sama. Umumnya makanan yang berpootensi mengganggu dalam ASI adalah produk olahan berbahan susu, makanan atau minuman yang mengandung kafein (minuman ringan, cokelat, kopi, teh dan sebagainya), biji-bijian dan kacang-kacangan (gandum, jagung, kacang tanah, dan lain-lain), makanan pedas, dan makanan yang mengandung gas (brokoli, bawang putih, tauge, cabe hijau, kembang kol, kubis)
3.         Ganguan usus atau kemacetan didalam usus yang membuat susu tidak dapat melintas sehingga kembali ke kekerongkongan, yang paling umum dalam kondisi ini adalah stenosispylorus . tanda-tandanya adalah
1.      Bayi muntah dengan semburan yang sangat kuat dan terjadi terus menerus.
a.       Berat tubuh berkurang atau gagal mempeoleh kenaikan berat badan
b.      Terjadi tanda dehidrasi: kulit berkerut, mulut kering, mata kering, dan jumlah popok kotor berkurang.
c.       Perut membengkan seperti balon setelah makan dan dikodongkan setelah muntah.
d.      Rasa lapar meningkat dan ia bersemangat makan, disusn dengan muntah dan kembali makan dengan bersemangat.
2.      Gastroesophagal Reflux, atau kondisi dimana isi lambung yang banyak mengandung asam naik kembali ke kerongkongan. Tanda-tandanya adalah
a.       Bayi sering menangis sangat keras dan sulit dibujuk untuk diam
b.      Sering muntah-muntah juga melalui hidung
c.       Menderita rasa sakit di perut, siang dan malam
d.      Bangun malam karena sakit
e.       Rewel setelah makan, menarik-narik kaki dan lututnya kearah dada
f.       Sering bersedawa kering atau tersedak dan cegukan
g.      Air liur keluar secar berlebihan.

Tanda-tanda awal adanya masalah dengan pemberian ASI/ susu pada bayi, antat lain:
1.      Bayi tidak tenang atau rewel atau selalu gelisah sepanjang waktu
2.      Bayi tidak ingin menyusu atau tidak bernafsu
3.      Bayi selalu menangis saat atau setalah menyusu
4.      Bayi muntah atau gumoh secara berlebihan yang berulang dan sering
C.     Patofisiologi
Biasanya bayi mengalami gumoh setelah diberi makan. Selain karena pemakaian gurita dan posisi saat menyusui, juga karena ia ditidurkan telentang setelah diberi makan. Cairan yang masuk di tubuh bayi akan mencari posisi yang paling rendah. Bila ada makanan yang masuk ke Esofagus atau saluran sebelum ke lambung, maka ada refleks yang bisa menyebabkan bayi gumoh. Lambung yang penuh juga bisa membuat bayi gumoh. Ini terjadi karena makanan yang terdahulu belum sampai ke usus, sudah diisi makanan lagi. Akibatnya bayi tidak hanya mengalami gumoh tapi juga bisa muntah. Lambung bayi punya kapasitasnya sendiri. Misalnya bayi umur sebulan, ada yang sehari bisa minum 100 cc, tapi ada juga yang 120 cc.
Tanda dan Gejala
a.       Mengeluarkan kembali susu saat diberikan minum.
b.      Gumoh yang normal terjadi kurang dari empat kali sehari.
c.       Tidak sampai mengganggu pertumbuhan berat badan bayi.
d.      Bayi tidak menolak minum.
D.    Pencegahan
a.       Perbaiki teknik menyusui. Cara menyusui yang benar adalah mulut bayi menempel pada sebagian areola dan dagu payudara ibu.
b.      Berikan ASI saja sampai 6 bulan (ASI eksklusif). Pemberian makanan tambahan dibawah 6 bulan memperbesar resiko alergi, diare, obesitas serta mulut dan lidah bayi masih dirancang untuk menghisap, bukan menelan makanan.
c.       Beri bayi ASI sedikit-sedikit tetapi sering (minimal 2 jam sekali), jangan langsung banyak.
d.      Jangan memakaikan gurita tertalu ketat.
e.       Posisikan bayi tegak beberapa lama (15-30 menit) setelah menyusu
f.       Tinggikan posisi kepala dan dada bayi saat tidur
g.      Jangan mengajak bayi banyak bergerak sesaat setelah menyusu.
h.      Apabila menggunakan botol, perbaiki cara minumnya. Posisi botol susu diatur sedemikian rupa sehingga susu menutupi seluruh permukaan botol dan dot harus masuk seluruhnya ke dalam mulut bayi.
i.        Sendawakan bayi sesaat setelah minum. Bayi yang selesai minum jangan langsung ditidurkan, tetapi perlu disendawakan dahulu terlebih dahulu. Sendawa dapat dilakukan dengan cara:
1.           Bayi digendong agak tinggi (posisi berdiri) dengan kepala bersandar dipundak ibu. Kemudian, punggung bayi ditepuk perlahan-lahan sampai terdengar suara bersendawa.
2.           Menelungkupkan bayi di pangkuan ibu, lalu usap/tepuk punggung bayi sampai terdengar suara bersendawa.
E.     Penatalaksanaan
a.       Bersikaplah tenang.
b.      Segera miringkan badan bayi agar cairan tidak masuk ke paru-paru (jangan mengangkat bayi yang sedang gumoh, karena beresiko cairan masuk ke paru-paru).
c.       Bersihkan segera sisa gumoh dengan tissue atau lap basah hingga bersih,pastikan lipatan leher bersih agar tidak menjadi sarang kuman dan jamur.
d.      Jika gumoh keluar lewat hidung, cukup bersihkan dengan cotton bud, jangan menyedot dengan mulut karena akan menyakiti bayi dan rentan menularkan virus.
e.       Tunggu beberapa saat jika ingin memberi ASI lagi.
Asuhan yang di berikan
a.       Memberitahukan bahwa gumoh adalah hal yang harus mendapat perawatan yang baik.
b.      Menginformasikan pada ibu bahwa gumoh disebabkan posisi saat menyusui yang tidak tepat atau posisi botol yang salah
c.       Memberitahu ibu untuk memperbaiki cara minumnya, posisi saat memberikan susu dari botol dan sendawakan bayi sesaat setelah minum ASI.








BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Gumoh merupakan suatu keadaan fisiologis yang sering ditemukan pada bayi, namun dapat berkembanag menjadi patologis sehingga meninmbulkan masalah bagi bayi. Tata laksana gumoh perlu dipahami secara tepat agar penangganan dapat dilakukan sedini mungkin untuk mecegah komplikasi
B.     Saran
Sendawakan bayi setelah menyusu, jangan mengangkat bayi saat gumoh karena gumoh bisa turun lagi, masuk ke paru-paru dan akhirnnya malah mengganggu paru-paru.
























DAFTAR PUSTAKA

Bonny danuatmadja, 2008. Asauhan bayi neonatus. Jakarta: nuha medika
Kinbaby. 2008. Tips kesehatan bayi dan balita. Jakarta
 Nur Muslihatun, Wafi. 2010 Asuhan neonatus bayi dan balita. Yogyakarta
Sudarti 2010 kelainan dan penyakit pada bayi dan anak, Yogyakarta: Nuha Medika
Rukiyah, Ai Yeyeh. 2010 Asuhan neonatus bayi dan balita. Jakarta

























LAMPIRAN
Surat persetujuan responden

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama               : Ny D
Umur               :23
Alamat              :Jaln Diponegoro Ungaran
Menyatakan bersedia menjadi responden pada peneliti yang dilakukan oleh :
Nama               : Jeneti Kasse
Nim                 : 030215B016
Judul
:
PENGKAJIAN BAYI GUMOH

Untuk menjadi responden Konsep kebidanan oleh mahasiswa D IV Kebidanan STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN.

                                                                        Unggaran,        2016

                                                                        Responden















HASIL PENGKAJIAN
NO
HASIL PENGJIAN
Asuhan yang diberikan
1
Hasil pengkajian yang dilakukan pada bayi nyonya D pada tanggal 26 april tahun 2016 di dapatkan bahwa bayi pada nyoya D mengalami gumoh
Mengajarkan kepada ibu tentang cara mengatasi gumoh pda bayi dengan cara menyendawakan dan mengajarkan kepada ibu cara menyusui yang benar
2
Hasil pengkajian yang dilakukan tanggal 27 april 2016 pada bayi nyonya D didapatkan bahwa telah ada perubahan pada bayi tersebut saat di ajarkan kalau untuk gumoh bayi seharusnya bayi yang habis disusui harus di sendawakan dan bayi di ajarkan cara menyusui yang benar
Tetap mengajarkan kepada ibu cara menyusui yang benar dan setelah menyusui bayi harus   disendawakan, dan sudah ada perubahan pada bayi nyonya D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi, Kualitas, kepuasan, anc terpadu

ARTIKEl JEN