ARTIKEl JEN
HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN
IBU HAMIL DALAM PELAYANAN ANC TERPADU DI PUSKESMAS MLATI 1 SLEMAN YOGYAKARTA
Jeneti Kasse*,Cahyaningrum**, Heni hirawati P***
Program Studi DIV Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran
Email : kassejeneti@yahoo.com
Email : kassejeneti@yahoo.com
ABSTRAK
Kunjungan ANC yang tidak rutin bisa
menyebabkan tidak terdeteksinya tanda bahaya dan komplikasi kehamilan sehingga
bisa menyebabkan kematian ibu. Penyebab ibu tidak melakukan kunjungan ANC
adalah kurangnya kepuasan ibu hamil terhadap kualitas pelayanan antenatal. Bila
kualitas pelayanan tidak senantiasa dipelihara dan ditingkatkan, besar
kemungkinan jumlah pasien akan menyusut. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan kualitas pelayanan dengan kepuasan ibu hamil dalam
pelayanan ANC terpadu di Puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif korelasi dengan pendekatan cors sectional. Populasinya adalah seluruh ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di
Puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakarta. Sampel diambil menggunakan teknik
accidental sampling, didapat sejumlah 40 orang. Data diambil menggunakan
kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat yang berisi distribusi frekuensi dan analisis
bivariat menggunakan Kendal Tau.
Hasil penelitian menunjukkan
sebagian
besar responden menyatakan kualitas pelayanan ANC terpadu di Puskesmas Mlati 1
Sleman Yogyakarta dalam kategori baik sejumlah 34 orang (53,1%), sebagian besar
responden merasa puas terhadap pelayanan ANC terpadu, sejumlah 35 orang (54,7%). Ada hubungan yang signifikan antara
kualitas pelayanan dengan kepuasan ibu hamil dalam pelayanan ANC terpadu
di Puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakarta dengan nilai korelasi r = 0,485
dan p-value 0,000 < a (0,05).
Disarankan bagi bidan untuk meningkatkan
kwalitas pelayanannya dengan mengikuti program bidan karena terbukti secara
signifikan mampu meningkatkan jumlah pasien dan meningkatkan tingkat kepuasan
pasien.
Kata Kunci : Kepuasan, Kualitas pelayanan ANC terpadu, Ibu
Hamil
Pustaka :
2006-2016
ABSTRACT
Un-routine Antenatal Visit can cause undetected of signs and
symptoms and also complication of pregnancy so that it can cause maternal
death. The cause of women do not to do antenatal visit is lack of satisfaction
of pregnant woman to antenatal service quality. If service quality is not
always looked after and improved, big possibility that patient amounts will
decrease. Objective of this research is to identify the relationship between
service quality with pregnant woman’s satisfaction in antenatal care service at
Puskesmas Mlati 1, Sleman, Yogyakarta.
This research was descriptive correlation research with
corssectional approach. Its population was all pregnant women checking up their
pregnancy in Puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakarta. Sample was taken used
accidental sampling technique, it was gotten as many as 40 people. Data was
taken used questionnaire, then it was analyzed used univariat analysis which
containing frequency distribution and bivariate analysis uses Kendal tau test.
Result of research shows that the most of respondent express
service quality of antenatal care in Puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakarta is in
good category as many as 34 respondents (53.1%), the most of respondent feel
satisfy to antetanal care service, as many as 35 respondents (54.7%). There is
significant relationship between service quality with pregnant woman’s
satisfaction in of antenatal care service at Puskesmas Mlati 1 Sleman
Yogyakarta with correlation value r = 0.485 and p-value 0.000 < ( 0.05).
It’s suggested for midwife to increase the service by following
midwife program because it is proven significantly can increase number of
patients and increase patient’s satisfaction level.
Keywords : Satisfaction, antenatal care service quality, pregnant
woman
References : 2006-2016
PENDAHULUAN
Menurut (WHO)
dan pengelola program safe motherhood dari
negara-negara di wilayah Asia Tenggara pada tahun 2010, disepakati bahwa
pelayanan kebidanan yang diberikan kepada setiap ibu yang memerlukan perlu
diupayakan agar memenuhi standar tertentu agar aman dan efektif. Sebagai tindak
lanjut mengembangkan standar pelayanan kebidanan, standar ini diperlukan bagi
semua pelaksana kebidanan sebagai acuan pelayanan di tingkat masyarakat yang
meliputi pelayanan umum, pelayanan antenatal,
pertolongan persalinan, pelayanan nifas dan kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru
lahir (Kepmenkes RI, 2006).
Angka kematian
ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu di Indonesia bila
dibandingkan dengan ASEAN, angka kematian ibu di Indonesia mencapai 228 setiap
100.000 kelahiran. Tetapi dengan 20.000 ibu meninggal setiap tahun akibat
komplikasi perdarahan (28%), eklamsi (13%), komplikasi abortus (11%) dan infeki
(10%) (SDKI, 2007)
Data Dinas
Kesehatan DI Yogyakarta tahun 2016 menunjukan jumlah kematian ibu didaerah
istimewa Yogyakarta tercatat sejumlah 38 orang dan terbanyak terjadi di
kabupaten sleman yaitu sebanyak 11 orang, sementara itu di kabupaten Gunung
kidul 8 orang, kabupaten Kulon Progo sebanyak 7 orang, kota Yogyakarta sebanyak
2 orang, sedangkan kabupaten bantul sebanyak 8 orang. (DINKES DIY, 2016.
Berdasarkan
kunjungan ibu hamil dapat dilihat dari kunjangan K1 dan target K1 Nasional adalah 74% dan target
K4 Nasional adalah 64% (Depkes, RI, 2013). Terkait dengan pelayanan kesehatan
ibu hamil menunjukan cukupan pelayanan antenatal bagi ibu hamil semakin
menurun. Hal akan pelayanan kesehatan yang cakupan pelayanan itu memperlihatkan
semakin menurun perbulan di Puskesmas
Mlati 1 Sleman Yogyakarta mengalami penurunan dikarenakan rendahnya kepuasan
ibu hamil dengan pelayanan terhadap kualitas dengan pelyanan antenatal untuk
anc terpadu yang diguankan di Puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakarta masih
menggunakan pelayanan 10T.
Berdasarkan data
yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Semarang cakupan ASI eksklusif di Kabupaten
Semarang pada tahun 2015 sebesar 67,56 %
dibandingkan tahun 2014 yang sebesar 56,27 %, angka ini mengalami kenaikan. Jika
dilihat dari angka standar pencapaian minimal tahun 2015 dimana target
pemberian ASI eksklusif adalah 80 % maka cakupan ASI eksklusif untuk Kabupaten
Semarang masih cukup jauh (Profil Dinkes Kabupaten Semarang, 2015).
Hasil studi
pendahuluan yang dilakukan penulis pada tanggal 22 oktober 2016 dengan
melakukan wawancara tentang jumlah kunjungan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas
Mlati 1 Sleman Yogyakarta. Hasil wawancara dengan orang 7 ibu hamil yang sedang
melakukan pemeriksaan kehamilan peneliti memawancarai ibu hamil dengan tentang kerapain
keramahan dan kenyamanan yang yang ada pada puskesmas dalam wawancara tersebut
didapatkan hasil bhawa ada ibu yang mengatakan bahwa keramahan yang di dapatkan
di puskesmas masih belum sesuai dengan hasil yang di inginkan dan ada pasien
juga mengatakan sudah sesuai dengan hasil yang di inginkan di puskesmas
tersebut. Konsep pelayanan sangat terkait dengan faktor kepuasan pasien, karena
kepuasan pasien dapat dijadikan indikator terhadap kualitas pelayanan Rumah
Sakit/Puskesmas atau BPS. Pelayanan yang baik dapat memberikan kepuasan pasien
yang ada pada akhirnya berdampak pada pemeriksaan selanjutnya. Berdasarkan
latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Hubungan kualitas pelayanan dengan kepuasaan ibu dalam pelayanan ANC terpadu
di Puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakarta Tahun 2017?”
Tujuan Khusus :
- Mengetahui kualitas pelayanan ANC terpadu di Puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakarta Tahun 2017.
- Mengetahui kepuasan ibu hamil dalam pelayanan ANC terpadu di Puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakarta Tahun 2017.
METODE PENELITIAN
Desain
Penelitian
Desain penelitian ini Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
korelasi yaitu mendeskripsikan variabel bebas dan terikat
yaitu Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Ibu Hamil Dalam Pelayanan ANC
Terpadu Di Puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakarta kemudiaan melakukan analisa korelasi antara
kedua variabel tersebut. Pendekatan yang digunakan adalah cross sectional yaitu
suatu rancangan penelitian dengan pengukuran atau pengamatan pada saat
bersamaam (sekali waktu).
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini
dilakukan bulan januari 2017 di Puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakarta.
Populasi Dan
Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu
yang melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 40 ibu hamil.
Dalam penelitian ini, teknik sampling
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Accindental Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan
mengambil anggota populasi yang dimiliki oleh populasi tersebut. Misalnya
karena keterbatasan waktu, tenaga dan peneliti menemui pasien secara langsung
saat itu juga untuk meminta menjadi responden.
populasi
sebanyak 40 responden.
Instrumen
penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu menggunakan kuesioner tentang Hubungan Kualitas Pelayanan Dengan
Kepuasan Ibu Hamil Dalam Pelayanan Anc Terpadu Di Puskesmas Mlati 1 Sleman
Yogyakarta.
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Tabel 4.1 Distribusi
Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu Hamil yang Memeriksakan Kehamilan Di Puskesmas
Mlati 1 Sleman Yogyakarta
Umur
|
Frekuensi
|
Persentase (%)
|
<
20 Tahun
|
3
|
7,5
|
20-35
Tahun
|
34
|
80,5
|
>
35 Tahun
|
4
|
7,5
|
Jumlah
|
40
|
100.0
|
Berdasarkan Berdasarkan tabel 4.1 dapat
diketahui bahwa dari 40
responden ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Puskesmas Mlati Sleman,
Yogyakarta, sebagian besar berumur 20-35 tahun, yaitu sejumlah 34 orang
(85,0%).
Tabel
4.2 Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Pendidikan Ibu yang Memeriksakan Kehamilan di Puskesmas Mlati 1
Sleman Yogyakarta
Pendidikan
|
Frekuensi
|
Persentase (%)
|
SD
|
7
|
17,5
|
SMP
|
6
|
15,0
|
SMA
|
18
|
40,5
|
PT
|
9
|
22,5
|
Jumlah
|
40
|
100.0
|
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui
bahwa dari 40 responden ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Puskesmas
Mlati Sleman, Yogyakarta, lebih banyak didominasi oleh pendidikan SMA, yaitu
sejumlah 18 orang (45,0%).
Tabel
4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan
Ibu yang Memeriksakan Kehamilan Di Puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakarta
Pekerjaan
|
Frekuensi
|
Persentase (%)
|
Bekerja
|
27
|
67,5
|
Tidak
bekerja
|
13
|
32,5
|
Jumlah
|
40
|
100.0
|
Berdasarkan
tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 40 responden ibu hamil yang memeriksakan
kehamilan di Puskesmas Mlati Sleman, Yogyakarta, lebih banyak didominasi oleh
ibu yang bekerja, yaitu sejumlah 27 orang (67,5%).
Tabel
4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kualitas
Pelayanan ANC Terpadu di Puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakarta.
Puskemas
mlati 1 Sleman Yogyakarta, diperoleh persentase rata – kualitas pelayan kurang
baik sejumlah 14 bayi, presentase
terbesar (35,5%), kualitas pelayanan baik, yaitu sejumlah 20 (50,0%), kemudian
untuk presentasenya kualitas pelayanan sangat baik yaitu sejumlah 6 (15,0%).
Analisis
Univariat
Tabel 4.5 Distribusi
Frekuensi Berdasarkan Kualitas
Pelayanan ANC Terpadu di Puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakarta.
Kualitas
pelayan ANC Terpadu
|
Frekuensi
|
Persentase (%)
|
Kurang
Baik
|
14
|
30,5
|
Baik
|
20
|
50,0
|
Sangat
Baik
|
6
|
15,0
|
Jumlah
|
40
|
100.0
|
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui
bahwa dari 40 ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Puskesmas Mlati Sleman,
Yogyakarta, sebagian besar ibu menyatakan kualitas pelayanan ANC terpadu di
Puskesmas tersebut dalam kategori baik sejumlah 20 orang (50,0%) dan 6 orang
(15,0%) menyatakan sangat baik.
Tabel 4.5 Distribusi
Frekuensi Berdasarkan Kualitas
Pelayanan ANC Terpadu di Puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakarta.
Kejadian Diare
|
Frekuensi
|
Persentase (%)
|
Kurang
Baik
|
13
|
32,5
|
Baik
|
22
|
55,0
|
Sangat
Baik
|
5
|
12,5
|
Jumlah
|
40
|
100.0
|
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui
bahwa dari 40 ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Puskesmas Mlati Sleman,
Yogyakarta, sebagian besar ibu merasa puas terhadap pelayanan ANC terpadu di
Puskesmas Mlati 1 Sleman,
sejumlah 22 orang (55,0%) dan 5 orang (12,5%) merasa sangat puas.
Analisis
Bivariat
Tabel 4.6 Hubungan
antara Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Ibu Hamil dalam Pelayanan ANC Terpadu
di Puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakarta
Kualitas pelayanan
|
Kepuasan ibu hamil dalam pelayanan ANC
terpadu
|
|
|
Total
|
r
|
|
|||||
Kurang puas
|
Puas
|
Sangat puas
|
|
|
|||||||
|
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
|
|
|
Kurang Baik
|
7
|
50,0
|
7
|
50,0
|
0
|
0,0
|
14
|
100
|
0,464
|
0.000
|
|
Baik
|
6
|
30,0
|
13
|
65,0
|
1
|
5,0
|
20
|
100
|
|
|
|
Sangat Baik
|
0
|
0,0
|
2
|
33,3
|
4
|
66,7
|
6
|
100
|
|
|
Berdasarkan tabel
4.6 di atas dapat diketahui bahwa responden yang merasa kualitas pelayanan
kurang baik, merasa kurang puas terhadap pelayanan ANC sejumlah 7 orang (50,5%)
dan merasa puas 7 orang (50,0%), sedangkan responden yang merasa kualitas
pelayanan baik sebagian besar merasa puas terhadap pelayanan ANC sejumlah 13
orang (65,0%), dan responden yang merasa kualitas pelayanan sangat baik
sebagian besar merasa sangat puas terhadap pelayanan ANC sejumlah 4 orang (66,7%).
Berdasarkan
uji Kendall Tau diperoleh nilai korelasi r = 0,464 dengan p-value 0,001. Oleh
karena p-value 0,001 < a
(0,05), maka disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kualitas
pelayanan dengan kepuasan ibu hamil dalam pelayanan ANC terpadu
di Puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakarta, , begitupun sebaliknya. Hubungan
ini menunjukkan hubungan yang cukup kuat karena memiliki nilai korelasi
terletak antara 0,40-0,60.
PEMBAHASAN
Analisis Univariat
- Kualitas Pelayanan ANC Terpadu di Puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakarta Tahun 2017Hasil penelitian sebagaimana ditunjukkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 40 ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Puskesmas Mlati Sleman, Yogyakarta, ibu yang menyatakan kualitas pelayanan ANC terpadu di Puskesmas Mlati dalam kategori baik sejumlah 20 orang (50,0%), 6 orang (15,0%) menyatakan sangat baik, dan menyatakan tidak baik sejumlah 14 orang (35,0%). Ini menunjukkan bahwa sebagian ibu merasa bahwa kualitas pelayanan ANC terpadu di Puskesmas Mlati dalam kategori baik.Hal ini terbukti bisa dilihat dari hasil isian responden, dimana sebagian besar responden menyatakan ruang rawat inap di Puskesmas Mlati tertata rapi dan bersih, sejumlah 16 responden (40,0%) menyatakan baik dan 7 responden (17,5%) menyatakan sangat baik. Sebagian besar responden juga menyatakan Puskesmas tersebut memiliki alat-alat yang cukup lengkap, sejumlah 14 responden (35,0%) menyatakan baik dan 14 responden (35,0%) menyatakan sangat baik. Penampilan tenaga kesehatan juga bersih dan rapi, dimana 22 responden (55,0%) menyatakan baik, ditambah lagi 8 responden (20,0%) menyatakan sangat baik.Selain itu berdasarkan karakteristik reponden, responden yang tidak memberikan ASI eksklusif adalah responden yang bekerja yaitu sebanyak 24 orang (64,9 %). Hal ini disebabkan oleh keterbatasan waktu yang dimiliki ibu untuk memberikan ASI eksklusif kurang mencukupi. Ibu bekerja menghabiskan waktunya di luar rumah, sehingga kesempatan untuk mengurus bayinya sangat berkurang.Penilaian kualitas pelayanan ANC dari hasil tabulasi silang diperoleh bahwa dari 3 responden yang berumur < 20 tahun, 2 orang (66,7%) menyatakan kualitasnya baik dan 1 orang (33,3%) menyatakan sangat baik. Hal ini berbeda dengan responden yang berumur 20-35 tahun ada 13 orang (38,2%) menyatakan kualitas pelayanan tidak baik. Hal ini karena responden yang berumur < 20 tahun masih belum berpengalaman dalam periksa kehamilan dibanding ibu yang berumur 20-35 tahun, sehingga ibu yang berpengalaman akan memiliki standar lebih tinggi dibandingkan yang tidak berpengalaman.
- Kepuasan Ibu Hamil dalam Pelayanan ANC Terpadu di Puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakarta Tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 64
ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Puskesmas Mlati Sleman, Yogyakarta,
sebagian besar ibu merasa puas terhadap pelayanan ANC terpadu di Puskesmas
Mlati 1 Sleman, sejumlah 22 orang (55,0%) dan 5 orang (12,5%) merasa sangat
puas.
Rasa
puas ibu terhadap pelayanan ANC terpadu di Puskesmas Mlati disebabkan pelayanan
ANC terpadu yang diberikan Puskesmas sudah baik dan memenuhi harapan ibu. Hal
ini terbukti banyak ibu yang merasa puas Puskesmas karena memiliki fasilitas
fisik yang memadai seperti, tempat Puskesmas cukup nyaman baik di ruang
pelayanan maupun ruang tunggu, dan tenaga berpenampilan rapi, sopan, jujur
dalam menjalankan tugas. Puskesmas juga memiliki fasilitas fisik yang memadai
seperti gedung, tempat parker dan toilet.
Hasil
tersebut dapat dilihat dari hasil isian kuesioner dari responden, dimana banyak
responden yang merasa puas pada Puskesmas karena tempat Puskesmas cukup nyaman
baik di ruang pelayanan maupun ruang tunggu, sejumlah 20 responden (50,0%)
merasa puas ditambah 15 responden (37,5%) merasa sangat puas. Tenaga
berpenampilan rapi, sopan, jujur dalam menjalankan tugas, sejumlah 13 responden
(32,5%) merasa puas ditambah lagi 17 responden (42,5%) merasa sangat puas.
Puskesmas juga memiliki gedung, tempat parkir dan toilet yang memadai, sejumlah
20 responden (50,0%) merasa puas dan 17 responden (42,5%) merasa sangat puas.
Kepuasan
responden dalam pelayanan ANC terpadu juga bisa dipengaruhi oleh pekerjaannya.
Dilihat dari pekerjaan, responden yang tidak puas lebih banyak terjadi pada
responden yang bekerja sejumlah 10 orang (37,0%) dibandingkan responden yang tidak
bekerja sejumlah 3 orang (23,1%). Ini menunjukkan bahwa ibu yang tidak bekerja
akan cepat merasa puas dibandingkan ibu yang bekerja. Hal ini terjadi karena
ibu yang bekerja merasa memiliki uang sehingga standar hidupnya lebih tinggi
dibandingkan ibu yang tidak bekerja. Dengan demikian ibu yang bekerja tidak
cepat puas terhadap suatu pelayanan dibandingkan ibu yang tidak bekerja.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pasien yang merasa tidak puas terhadap pelayanan
ANC terpadu di Puskesmas Mlati sejumlah 13 pasien (32,5%). Pasien yang merasa
tidak puas tersebut karena harapannya memang belum terpenuhi oleh layanan yang
diberikan Puskesmas. Pelayanan yang diberikan tidak memuaskan karena ibu merasa
ruangan tunggu yang terlalu sempit dan kurang nyaman serta terkadang dari
Puskesmas melakukan pelayanan tidak sesuai nomer urut pendaftaran.
- Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Ibu Hamil dalam Pelayanan ANC Terpadu di Puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakarta
Berdasarkan
tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa responden yang merasa kualitas
pelayanan tidak baik, banyak yang merasa tidak puas terhadap pelayanan ANC
sejumlah 7 orang (50,0%). Hal ini karena responden yang menyatakan kualitas
pelayanan Puskesmas tidak baik merasa bahwa harapannya terhadap pelayanan
Puskesmas belum terpenuhi, responden juga merasa tidak dilayani dengan baik
sehingga muncul rasa ketidakpuasan terhadap layanan yang diberikan.
Berdasarkan
uji Kendall Tau diperoleh nilai korelasi r = 0,464 dengan nilai p-value 0,001.
Oleh karena p-value 0,001 < a
(0,05), maka disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kualitas
pelayanan dengan kepuasan ibu hamil dalam pelayanan ANC terpadu
di Puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakarta. Nilai korelasi positif
menunjukkan arah hubungan positif, artinya jika kualitas pelayanan semakin baik
maka kepuasan ibu akan semakin meningkat terhadap pelayanan ANC terpadu,
begitupun sebaliknya. Hubungan ini menunjukkan hubungan yang cukup kuat karena
memiliki nilai korelasi terletak antara 0,40-0,60.
Hasil-hasil
penelitian di atas juga sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Bustanti (2007)
bahwa persepsi konsumen terhadap kualitas produk atau jasa dipengaruhi oleh dua
hal yaitu kenyataan kualitas produk atau jasa yang sesungguhnya dan komunikasi
perusahaan terutama iklan dalam mempromosikan rumah sakitnya. Dalam hal
pelayanan di rumah sakit aspek klinis, yaitu komponen yang menyangkut pelayanan
dokter, perawat dan terkait dengan teknis medis adalah produk atau jasa yang
dijual. Oleh karena itu, prioritas peningkatan kepuasan pasien adalah
memperbaiki kualitas pelayanan dan mendistribusikan pelayanan yang adil,
pelayanan ramah dan sopan, kebersihan, kerapian, kenyamanan dan keamanan
ruangan serta kelengkapan, kesiapan dan peralatan medis dan non medis.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian Hubungan Kualitas pelayanan dengan kepuasan ibu hamil dengan
kepuasan ibu hamil di Puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakarta dengan 40 responden
disimpulkan sebagai berikut :
- Sebagian besar ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Puskesmas Mlati Sleman, Yogyakarta, menyatakan kualitas pelayanan ANC terpadu di Puskesmas tersebut dalam kategori baik sejumlah 20 orang (50,0%).
- Sebagian besar ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Puskesmas Mlati Sleman, Yogyakarta, merasa puas terhadap pelayanan ANC terpadu di Puskesmas Mlati 1 Sleman, sejumlah 22 orang (55,0%).
- Ada hubungan yang signifikan antara kualitas pelayanan dengan kepuasan ibu hamil dalam pelayanan ANC terpadu di Puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakarta dengan nilai korelasi r = 0,464 dan p-value 0,001 < a (0,05).
DAFTAR PUSAKA
Anastasia.(2005). Kualitas Pelayanan Dalam Pembangunan. Jakarta : EGC
Arikunto, S.
(2002). Penelitian edisi V,Jakarta: Rineka Cipta.
Aziz
(2007). Metode Penelitian Perawatan Dan
Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Azwar. (2007). Kepuasan Dan Pengukuran Pelanggan dalam Bidang
Kualitas Jasa. Jakarta : EGC
Bustami, MS, (2011). Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan dan Akseptabilitasnya, Padang:
Erlangga
Dinkes DIY. (2016). Angka Kematian Ibu di Daerah Yogyakarta.
Depkes RI.(2003) Pilar Safe Mother Pelayanan Antenal: Jakarta. Depkes RI.
Depkes
RI. (2010). Profil Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta: Depkes RI.
Ferer. (2005). Perawatan
Maternitas, Alih bahasa Andri Hartono, editor bahasa Indonesia Yasmin asih
edisi 2. Jakarta: EGC
Imbalo. (2006). Jaminan
Mutu Layanan Kesehatan, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Irene.(2008) Kepuasan
Pelanggan dalam Manajemen. Jakarta : Bina Pustaka
Juliana.
(2008). Manajemen pelayanan kebidanan. Jakarta
: EGC
Kapita
Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan KB, 2004
Kepmenkes RI. (2007). Standar Profesi Bidan nomor 369/ MENKES/SK/III, Jakarta: Menteri
Kesehatan Repoblik Indonesia
Kepmenkes RI. (2002). Registrasi dan Praktik Bidan nomor 900/MENKES/SK/VII, Jakarta :
Pengurus Pusat IBI.
Liewelllyn.
(2002). Obstetri & Ginekologi. Edisi
6. Jakarta Hipokrates
Mansjoer.
(2004) Komplikasi Dalam Masa Nifas.
Yogyakarta: Nuhu Medika.
M. Fais
Satrianegara-Sitti Saleha (2009). Mutu
Pelayanan. Surabaya: Salemba Medika
Mufdilah.
(2009) Antenatal Care Fokus. Yogyakarta:
Nuha Medika
Muninjaya. (2011). Pelayanan Kualitas Dalam Bidang
Kewirausahaan. Jakarta : Bina Pustaka
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Prilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta
Saifudin. (2005). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka
SDKI. (2007) Profil
AKI Kesehatan Ibu di Indonesia. Jakarta : Kemenkes
Simatupang, (2008) Kualitas Dalam Bidang Pelayanan. Yogyakarta : Nuhu Medika
Sofyan, M. dan Madjid, N. A. Siahaan, R. (2006) 50 Tahun IBI Bidan Menyongsong Masa Depan, Jakarta:
Pengurus Pusat IBI
Sondakh, Jenny J.S dkk. (2013) Mutu Pelayanan Kesehatan dan Kebidanan. Jakarta: Salemba medika
Sugito.
(2006). Mengukur Kepuasaan Pelanggan. Yogyakarta:
Nuha Medika
Sugiyono.
(2002) Statistika Untuk Penelitian. Bandung:
Alfabeta
Sulistyo.
(1999) Manejemen Pelayann Kebidanan .
Binarupa Aksara : Jakarta.
Tjiptono,
Anastasia 2004, Manajemen Jasa : Yogyakarta.
Wijoyono. (2007) Pelayanan Antenal dengan Standar Pelayanan.
Jakarta : Selemba Medika
Wiknjosastro,
H. (2002) Ilmu Kebidanan, Jakarta:
YBP-SP.
Wirijadinata.
(2009). Prilaku Konsumen (terjemahan). Binarupa
Aksara: Jakarta
Wisnalmawati . 2005. Pengaruh
Persepsi Dimensi Kualitas Layanan Terhadap Niat Pembeliang Ulang. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis No. 3. Jilid 10. 2005. H. 153-165
Komentar
Posting Komentar